Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding : Mudah dan Akurat
Qilat.id – 3 Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding : Mudah dan Akurat, anda mungkin telah familiar dengan istilah scaffolding dalam proses pembangunan atau konstruksi. Scaffolding berperan penting dalam menyangga bangunan, pekerja, dan alat konstruksi. Penggunaan scaffolding secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan.
Faktor yang perlu diperhatikan pertama kali adalah bahan pembuatan scaffolding, yaitu alumunium, galvanis, atau bambu yang lebih umum digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun harganya lebih terjangkau daripada galvanis, bambu memiliki ketahanan yang lebih baik.
Namun, dengan perkembangan zaman, penggunaan scaffolding dengan bahan logam dan sistem modular yang dapat dibongkar pasang menjadi lebih praktis. Banyak orang mencari penyewaan scaffolding untuk menghemat biaya dalam proses konstruksi.
Biasanya, konstruktor menyewakan satu set scaffolding dan kita hanya perlu menghitung kebutuhan berdasarkan bangunan yang akan dibangun.
Pemasangan scaffolding juga mudah karena sudah ada tempat dan kunciannya. Tinggi scaffolding dapat bervariasi mulai dari 1,2m, 1,5m, 1,8m, 2,1m, hingga lebih dari 15m, sehingga dapat digunakan untuk berbagai jenis konstruksi.
Jika tertarik untuk membeli, sebaiknya dilakukan analisis harga satuan scaffolding. Namun, kami menyarankan untuk menyewa karena biayanya lebih terjangkau.
Selain itu, pemasangan scaffolding lebih mudah dibandingkan dengan bambu, sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan.
Scaffolding Adalah
Scaffolding adalah struktur sementara yang memungkinkan orang untuk bekerja di tempat yang sulit dijangkau atau di ketinggian dengan berdiri di atas platform yang stabil.
Struktur ini digunakan dalam proses pembangunan, perawatan, atau perbaikan bangunan, jembatan, dan struktur lainnya, untuk menopang kru kerja dan material. Scaffolding diperlukan bila tinggi komponen struktur lebih dari 1,5 m.
Perancah atau scaffolding harus terbuat dari bahan yang kuat dan stabil untuk menopang pekerja dan bahan bangunan yang ditempatkan di atasnya.
Selama proses konstruksi, ketinggian scaffolding akan meningkat seiring dengan pekerjaan yang berlangsung ke atas. Komponen scaffolding meliputi:
- Standar atau bagian vertikal dari kerangka, didukung di tanah atau drum, atau tertanam di tanah.
- Ledgers: Pendukung horizontal yang berjalan sejajar dengan dinding.
- Braces yang dipasang secara diagonal pada standar.
- Putlogs, yang ditempatkan satu ujung pada lodgers dan ujung lainnya tegak lurus di dinding.
Transom adalah jenis putlog yang didukung pada ledgers di kedua sisi. - Bridle yang digunakan untuk menjembatani bukaan dinding; mendukung salah satu ujung putlog pada pembukaan.
- Boarding adalah platform horizontal yang didukung pada putlog dan digunakan untuk mendukung pekerja dan material pada saat bekerja.
- Rek pengaman.
- Toeboard atau papan, ditempatkan sejajar dengan ledgers dan didukung putlog, untuk memberikan perlindungan pada tingkat platform kerja.
Penggunaan scaffolding dalam sebuah proyek tergantung pada keputusan dari pemilik proyek. Scaffolding biasanya terdiri dari sistem modular pipa atau tabung logam, namun bahan lain juga dapat digunakan.
Contohnya, di beberapa negara Asia seperti Cina dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Keuntungan menggunakan scaffolding adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan.
Sejarah Perkembangan Scaffolding
Scaffolding telah digunakan sejak zaman prasejarah. Bukti penggunaan scaffolding atau perancah lebih dari 17.000 tahun yang lalu ditemukan oleh pembuat lukisan gua Paleolitikum yang terkenal di Lascaux. Gambar scaffolding juga terlihat pada artefak kuno seperti Berlin Foundry Cup dan cangkir minum Yunani yang dibuat pada abad ke-5 SM.
Penggunaan scaffolding untuk membangun gedung tinggi telah didokumentasikan oleh berbagai kelompok orang seperti Nubia, Mesir, dan Cina.
Mereka menggunakan perancah dasar yang terbuat dari kayu dan diikat di bagian atas dengan tali.
Saat ini, scaffolding telah berkembang pesat dan tersedia dalam berbagai desain yang terbuat dari berbagai jenis bahan. Banyak inspektur proyek bangunan yang menggunakan scaffolding untuk bekerja di ketinggian.
Namun, penggunaan scaffolding juga dapat membawa potensi bahaya bagi inspektur dalam melakukan pengumpulan data inspeksi.
Saat ini, telah ada alternatif lain selain scaffolding, yaitu penggunaan drone. Drone memberikan cara bagi inspektur untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dari jarak jauh, tanpa harus membahayakan diri mereka.
Dengan begitu, penggunaan drone dapat mengurangi kebutuhan untuk bekerja di atas scaffolding.
Scaffolding merupakan salah satu hal penting dalam proses konstruksi bangunan karena dapat membantu mempercepat pembangunan. Namun, jika Anda tidak berminat untuk membangun rumah dan lebih memilih untuk membeli rumah.
Fungsi Scaffolding
Scaffolding adalah struktur sementara berupa kayu, pipa, atau tiang yang dapat digunakan untuk menopang suatu struktur. Alat ini berfungsi sebagai platform bagi pekerja konstruksi untuk bekerja dengan aman di tempat yang ditinggikan.
Perancah merupakan struktur yang diperlukan di lokasi konstruksi. Dengan dibangun dengan benar, perancah dapat menjadi kokoh, stabil, dan cukup kuat untuk menopang beban pekerja konstruksi dan material yang ditempatkan di atasnya.
Scaffolding telah banyak digunakan untuk berbagai kegiatan akhir-akhir ini. Berikut adalah beberapa penggunaan atau fungsi scaffolding yang paling umum:
1. Membersihkan
Pekerja dapat berdiri di atas scaffolding untuk membersihkan jendela dan bagian lain dari gedung pencakar langit
2. Konstruksi
Perancah sangat penting dalam konstruksi karena memungkinkan pekerja untuk bekerja di ketinggian dengan platform yang stabil.
Terutama pada gedung pencakar langit dan struktur bertingkat tinggi lainnya, namun penggunaannya juga umum untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan lebih dekat ke tanah.
3. Inspeksi
Perancah memungkinkan inspektur untuk mencapai area yang tidak dapat mereka akses untuk melakukan inspeksi visual atau jenis pengujian lainnya.
Inspektur biasanya menggunakan perancah internal atau struktur sementara lainnya untuk melakukan inspeksi internal, seperti di dalam boiler industri besar atau bejana tekan, serta inspeksi eksternal.
Selain pemeriksaan khusus, penggunaan scaffolding umumnya sama yaitu memungkinkan pemeriksa untuk berdiri di ketinggian dan melakukan berbagai jenis pengujian untuk memenuhi persyaratan pemeriksaan.
4. Pemeliharaan
Inspeksi biasanya merupakan tahap awal dalam proses pemeliharaan. Hal ini karena inspeksi membantu mengidentifikasi area yang memerlukan pemeliharaan. Setelah inspektur menemukan area tersebut, pekerja pemeliharaan akan menangani kerusakan tersebut dengan berdiri di atas perancah untuk melakukan pekerjaan mereka.
5. Fungsi lainnya
Beberapa contoh penggunaan scaffolding meliputi instalasi seni, panggung konser, stand pameran, tempat duduk tribun, dan menara observasi.
Jenis-Jenis Scaffolding
Scaffolding dapat dibuat dari berbagai bahan. Ada tiga bahan yang paling umum digunakan. Pertama, aluminium sering digunakan untuk perancah karena ringan, tahan lama, dan sangat tahan terhadap korosi.
Selain itu, bambu juga sering digunakan sebagai alternatif pengganti baja karena cukup kuat, fleksibel, ringan, mudah dikerjakan, dan berlimpah di beberapa bagian dunia.
Di Hong Kong, bambu adalah bahan yang paling umum digunakan untuk perancah dan sering didaur ulang dari kegunaan sebelumnya untuk menghindari limbah yang tidak perlu.
Selain bambu, baja juga menjadi salah satu bahan yang paling populer untuk perancah.
Meskipun lebih mahal daripada bambu atau aluminium, baja cukup kuat dan tahan lama sehingga menjadi pilihan ideal untuk bekerja di daerah perkotaan yang padat.
Berikut adalah delapan jenis scaffolding yang paling umum digunakan di seluruh dunia.
1. Aerial Lift
Jenis ini umumnya digunakan untuk proyek konstruksi yang membutuhkan pekerja untuk mengakses berbagai tingkat yang berbeda dalam satu hari.
Lift udara dapat digunakan tidak hanya untuk memindahkan orang, tetapi juga untuk menyediakan cara yang lebih mudah dan aman untuk mengangkat barang besar dan jumlah bahan naik atau turun untuk mereka yang melakukan pekerjaan.
2. Scaffolding Kantilever
Jenis ini digunakan untuk keluar dari sebuah bangunan di suatu sudut menggunakan scaffolding yang terpisah.
Perancah jenis ini memungkinkan penggunaan yang lebih estetis, karena tidak memerlukan bingkai atau tiang yang terlihat tidak sedap dipandang untuk digunakan di bagian depan bangunan.
Biasanya, jenis perancah ini dibangun di dekat balkon untuk memudahkan pekerja mengaksesnya.
3. Scaffolding Ganda
Perancah ganda digunakan untuk pekerjaan tukang batu. Pemasangan scaffolding langsung ke dinding sulit dilakukan apabila di permukaan batu.
Dengan adanya perancah ganda ini, memberi ruang bagi pekerja untuk bekerja di ketinggian tanpa harus membuat struktur yang menempel pada batu, sehingga mempermudah proses pengerjaan.
Perancah ganda menggunakan dukungan dua tingkat untuk memastikan stabilitasnya.
Dukungan tambahan diberikan oleh penyangga silang dan penggaruk untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada pekerja saat bekerja di ketinggian.
4. Scaffolding Paten
Jenis scaffolding ini memiliki sambungan dan bingkai khusus yang sudah terpasang, dilengkapi dengan bracket yang berfungsi sebagai penyangga platform kerja. Braket tersebut juga bisa disesuaikan ke tingkat yang berbeda untuk mendukung pekerjaan di ketinggian yang beragam
5. Scaffolding Tunggal
Perancah tunggal merupakan teknik konstruksi kuno yang biasa digunakan untuk pekerjaan pemasangan bata. Meskipun sederhana, metode ini mampu menciptakan struktur yang kokoh dan andal untuk bekerja di ketinggian.
6. Scaffold yang Ditangguhkan
Perancah yang ditangguhkan adalah salah satu jenis scaffolding siap pakai yang lebih ringan dan sering digunakan untuk pekerjaan perbaikan, seperti pengecatan. Perancah ini dinamakan “ditangguhkan” karena mereka digantung di atas atap gedung menggunakan kawat, tali, atau rantai.
Platform pada perancah yang ditangguhkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
7. Perancah yang Didukung
Perancah yang didukung adalah opsi yang umum digunakan dalam konstruksi karena mampu membentuk struktur sementara untuk bekerja di ketinggian dengan sederhana dan hemat biaya. Perancah semacam ini dibangun dari dasar ke atas.
Perancah dapat memiliki beragam bentuk yang dibuat untuk tujuan tertentu. Untuk menopang banyak beban atau perancah yang panjang, biasanya diperlukan penyangga tambahan di alasnya. Meskipun begitu, perancah ini tetap sederhana, hemat biaya, dan dibangun dari dasar ke atas.
8. Trestle scaffolding
Perancah skala mini biasanya digunakan di ruangan yang sempit untuk pekerjaan pengecatan atau perbaikan kecil. Tidak ada standar atau batang pengikat, hanya platform kerja yang didukung oleh tangga yang dapat dipindahkan. Platform ini dapat dipindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lain.
Keunggulan dan Kekurangan Scaffolding
Baiklah, berikut adalah beberapa keunggulan dan kekurangan penggunaan scaffolding yang perlu diperhatikan:
Keunggulan
- Scaffolding memungkinkan akses yang stabil dan tidak terhalang ke hampir semua area struktur.
- Pada penggunaan scaffolding, pekerja akan mendapatkan pijakan yang kuat sehingga dapat menyeimbangkan diri dengan mudah di posisi yang berbeda saat bekerja.
- Scaffolding mudah dirakit dan dibongkar, serta bisa dipasang dan diturunkan dengan cepat.
- Scaffolding dapat bertahan untuk waktu yang sangat lama, baik yang terbuat dari kayu maupun dari baja
- Dalam sebuah proyek konstruksi, keamanan dan keselamatan adalah hal yang sangat penting. Scaffolding memberikan keuntungan signifikan dalam hal ini, karena memberikan platform yang stabil bagi pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan aman dan nyaman
- Scaffolding juga dapat berfungsi sebagai jembatan. Hal ini sangat berguna ketika ada kegiatan konstruksi yang memerlukan akses ke area yang jauh dan berliku. Dalam kasus seperti itu, perancah dapat membantu mengurangi jarak yang harus ditempuh oleh pekerja dan mempercepat waktu pengerjaan.
Kekurangan
- Perlu memperhatikan beban agar tidak terlalu berat dan berpotensi jatuh.
- Penggunaan perancah memerlukan kehati-hatian agar sesuai dengan instruksi yang benar. Pekerja juga harus dilatih sebelum menggunakan perancah.
- Scaffolding sensitif terhadap cuaca. Bekerja di ketinggian pada bangunan yang sedang dalam proses konstruksi bisa sangat berbahaya ketika cuaca berubah. Hujan atau salju dapat membuat papan menjadi licin, dan fluktuasi suhu dapat membahayakan titik pemasangan dan menyebabkan papan menjadi longgar, retak, dan runtuh.
Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding
Perhitungan kebutuhan scaffolding harus dilakukan dengan hati-hati karena menyangkut keselamatan para pekerja. Material scaffolding harus dibuat dari bahan yang kuat agar tahan lama dan dapat diandalkan. Bagian scaffolding tidak boleh bengkok karena dapat mengurangi kekuatan tumpuannya.
Pemilihan scaffolding harus disesuaikan dengan konstruksi mulai dari ukuran hingga kondisi medannya. Scaffolding yang bocor atau tidak kedap air harus dihindari karena dapat mengurangi kekuatannya akibat air hujan yang tertampung.
Berikut beberapa cara untuk menghitung kebutuhan scaffolding yang bisa dijadikan referensi.
1. Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding Dengan Mapping
Cara menghitung kebutuhan scaffolding yang pertama adalah dengan metode mapping yaitu dengan mengikuti gambar dari bangunannya. Perhitungan dilakukan berdasarkan ukuran tinggi struktur konstruksinya, namun dibutuhkan ketelitian karena sketsa bisa mengalami perubahan. Patokannya adalah luas scaffolding standar yaitu 1,2m x 1,8m x 1,7m.
Selain itu, kalian juga bisa menyesuaikan dengan ukuran u head ataupun jack base untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat.
Namun, kebanyakan metode mapping masih bersifat perkiraan sehingga bisa saja terdapat perbedaan saat di lapangan.
Penting untuk memperhatikan keakuratan perhitungan karena bahan scaffolding harus terbuat dari material yang kokoh dan tahan lama agar dapat diandalkan dalam mendukung pekerja.
2. Menghitung Kebutuhan Scaffolding Untuk Plat Lantai & Balok
Berikutnya adalah cara menghitung kebutuhan scaffolding ketika akan mengerjakan konstruksi plat lantai dan juga balok. Pertama-tama, prioritas diberikan pada pembuatan balok terlebih dahulu, baru dilanjutkan ke plat lantai. Dalam hal ini, scaffolding akan dihitung berdasarkan volume ruangan yang ada di bawah bekisting. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumus = Volume Ruangan : Volume Scaffolding
Maaf, kalimat yang diberikan tidak menyebutkan apa yang perlu dikalikan dan dibagi. Mohon diberikan informasi yang lebih lengkap sehingga saya dapat melakukan rewrite dengan benar.
- Volume ruangan = 5m x 10m x 3m =150m³
- Volume scaffolding = 3,6m³
- Kebutuhan scaffolding = 150m³ : 3,6m³ = 41,6 atau 42 set
3. Perhitungan Scaffolding Untuk Mengecat Dinding & Memasang Bata
Berikut ini adalah cara menghitung kebutuhan scaffolding ketika akan mengecat dinding atau memasang bata. Perhitungannya berdasarkan luas permukaan karena yang dihitung adalah permukaannya. Cara menghitung akan menggunakan rumus luas sebagai berikut.
Rumus = Luas Permukaan : Luas Scaffolding
Sebagai contoh, apabila kalian akan melakukan pekerjaan dengan panjang 5m dan lebar 3m, dan ukuran scaffolding yang digunakan adalah 1,8m x 1,7m, maka untuk menghitung kebutuhan scaffolding dapat menggunakan rumus luas permukaan yang dibagi dengan luas scaffolding.
- Luas permukaan = 5m x 3m = 15m²
- Luas scaffolding = 1,8m x 1,7m = 3,06m²
- Kebutuhan scaffolding = 15m² : 3,06m² = 4,9 atau 5 set
Harga Sewa Scaffolding & Beli 1 Set
Setelah memahami cara menghitung kebutuhan scaffolding, keputusan selanjutnya adalah membeli atau menyewa per set. Kami menyarankan untuk menyewa scaffolding karena biayanya lebih murah dan setelah selesai dapat dikembalikan. Berikut adalah referensi harga sewa scaffolding 1 set dan biaya sewa tiap part.
Jenis Scaffolding | Ukuran | Harga 1 Set | Harga Sewa Tiap Part |
---|---|---|---|
Pipa Galvanis | 1,5 inch, 2400mm, 6m | Rp.423.500 | |
Pipa Galvanis | 1,5 inch, 3200mm, 6m | Rp.491.000 | |
Galvanis | 170cm | Rp.658.000 | |
Galvanis | 190cm | Rp.758.000 | |
Ladder | 190cm | Rp.490.000 | |
Ladder Galvanis | 190cm | Rp.786.500 | |
Youngman | 1m | Rp.20.000.000 | |
Krisbow Aluminium | 6,85m | Rp.19.526.000 | |
Join Pin | Rp.7600 | ||
U-Head | 40cm | Rp.10.300 | |
Jack Base | 40cm | Rp.10.300 | |
Jack Base | 60cm | Rp.11.200 | |
U-Head | 60cm | Rp.11.600 | |
Cross Brace | 190cm | Rp.12.500 | |
Cross Brace | 220cm | Rp.12.600 | |
Leader Frame | 90cm | Rp.15.500 | |
Main Frame | 170cm | Rp.17.400 | |
Main Frame | 190cm | Rp.17.500 | |
Catwalk | Rp.49.700 | ||
Pipa Support | Rp.55.600 | ||
Roller | Rp.55.600 | ||
Stair Frame | Rp.65.300 |
Penutup
Menghitung kebutuhan scaffolding adalah langkah penting dalam merencanakan proyek konstruksi bangunan. Dalam artikel ini, kami telah membahas panduan praktis untuk menghitung kebutuhan scaffolding berdasarkan jenis bangunan dan jenis material yang digunakan.
Pastikan Anda menghitung kebutuhan scaffolding dengan cermat agar proyek konstruksi bangunan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli konstruksi jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut dalam menghitung kebutuhan scaffolding.
Dengan mengikuti panduan praktis yang telah kami berikan, Anda dapat menghemat biaya dan memastikan keamanan selama proses konstruksi bangunan. Demikian pembahasan dari qilat.id mengenai Cara Menghitung Kebutuhan Scaffolding Semoga Bermanfaat bagi kalian.